Sabtu, 20 Februari 2016

Beberapa Macam Bentuk Atap Bangunan

Macam - macam bentuk atap bangunan :

Atap merupakan bagian bangunan yang berperan penting dalam keindahan bentuk bangunan bahkan kadang kala atap menjadi suatu ciri khas dari sebuah bangunan atau ciri khas daerah tertentu .

Oleh karena itu arsitek sering kali membuat bentuk atap yang aneh atau lain dari pada yang lain. Namun demikian secara umum bentuk atap dibedakan menjadi beberapa macam antara lain: 


1. Atap Pelana

Bentuk atap seperti ini biasanya dipakai pada rumah-rumah sangat sederhana, karena bentuknya yang sederhana, gampang membuatnya dan biayanya ekonomis. bahan yang sering dipakai adalah bahan yang berbentuk lembaran seperti asbes, seng dan sebagainya. Model seperti ini dipilih dimaksudkan agar tidak banyak diperlukan pemotongan atap untuk membuat sudut jurai luar.


Gambar Atap Pelana



2. Atap Limas

Untuk rumah dengan denah persegi panjang. Bentuk atap seperti ini paling banyak dipakai karena bentuknya bagus, mempunyai kemiringan ke empat arah dengan puncak memanjang. Bentuk atap ini paling aman dan mudah perawatannya . Bahan atap yang sering dipakai adalah genteng karena murah , mudah memasang dan tidak diperlukan pemotongan bahan .



Gambar Atap Limas



3. Atap Tenda

Untuk bangunan yang memiliki denah persegi, paling banyak memilih bentuk atap tenda . Bentuknya hampir sama dengan atap limas , memiliki kemiringan ke empat arah , hanya puncak satu titik ditengah (gambar 4.3) . Dinamakan atap tenda karena bentuknya menyerupai tenda yang keempat sudutnya diikat dan ditengah-tengah ditopang dengan satu tiang. Bahan yang sering dipakai Atap model ini adalah genteng, sirap dan sebagainya.


Gambar Atap tenda



4. Atap Joglo 

Bentuk atap seperti ini banyak dipakai pada rumah tradisional Jawa. Atap seperti ini bisa dipakai untuk denah bujur sangkar ataupun persegi panjang. Struktur atap ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas yang mempunyai kemiringan lebih curam dan bagian bawah ( bagian luar ) memiliki kemiringan lebih landai. Oleh karena itu terjadi patahan atap pada gording. Besarnya sudut kemiringan atap bagian bawah dan atas tergantung dari bahan yang dipakai. Karena bentuk atap seperti ini mengutamakan keindahan, maka bahan yang dipakaipun harus yang memiliki nilai artistik.     



Gambar Atap Joglo.





5. Atap Mansard

Bentuk atap mansard ini merupakan kebalikan dari atap joglo. pada atap joglo patahannya kedalam, sedangkan pada atap mansard patahannya keluar. sehingga sudut kemiringan atap bagian atas lebih kecil dari sudut kemiringan atap bagian bawah. bentuk. Bentuk atap seperti ini banyak kita jumpai pada bangunan lumbung padi, tetapi di Bali patahan ini dibuat lebih halus sehingga mendekati lengkung. 



Gambar Atap Mansard.





6. Atap Kubah 

Atap kubah mempunyai tampak depan dan tampak samping berbentuk lengkung/ setengah lingkaran. Sedangkan tampak atasnya bisa berbentuk segi 8, segi banyak beraturan sampai berbentuk lingkaran ( gambar 4.6 ). Bentuk atap seperti ini banyak kita jumpai pada atap puncak dari bangunan mesjid, teater IMAX Keong Emas dan sebagainya. Pembuatan atap seperti ini memang membutuhkan lebih banyak bahan karena daya tutupnya relatif lebih kecil dan banyak dilakukan pemotongan bahan. Disamping itu pengerjaannya memerlukan keahlian dan ketelitian yang tinggi.


Gambar Atap Kubah



7. Atap Gergaji

Untuk bangunan yang luas ( panjang dan lebar ), seperti bangunan pabrik, hangar dan sebagainya, jika dibuat atap limas atau bentuk lain, maka akan didapat tinggi atap yang sangat tinggi. Hal ini tidak sesuai dengan tinggi bangunan sehingga kesannya keberatan atap. Oleh karena itu luas bidang atap dibagi-bagi menjadi beberapa bagian. Pada setiap bagian dibuat atap dengan satu kemiringan dengan emperan sebagai pencegah tetesan air hujan dari depan. Bentuk atap dengan satu kemiringan ini menyerupai gigi gergaji, sehingga disebut atap gergaji ( gambar 4.7 ). Disamping itu juga bentuk atap seperti ini dimaksudkan untuk memperoleh ventilasi dibawah atap emperan. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar